Ada Motif Politis di Balik Gelar Adat Melayu untuk Jokowi?

Ada Motif Politis di Balik Gelar Adat Melayu untuk Jokowi?
Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Riau. Foto: Biro Pers Kepresidenan

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) akan menganugerahkan nama kebesaran berupa gelar adat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Desember 2018.

Gelar adat tersebut menurut tokoh adat LAMR diberikan sebagai ungkapan terima kasih masyarakat melayu Riau atas apa yang dilakukan pemerintah di bawah kepeimpinan Jokowi.

Gelar yang akan diberikan kepada Presiden ketujuh RI itu adalah Datuk Seri Setia Amanah Negara, yang berarti seorang yang besar, petinggi, datuk yang berseri-seri, bercahaya, untuk memegang amanah negara yang dibebankan kepadanya.

Apakah pemberian gelar itu pilitis dan bentuk dukungan karena Jokowi merupakan calon presiden 2019? Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar membantahnya.

Datuk Syahril menegaskan bahwa pemberian gelar adat untuk Presiden Jokowi murni sebagai ungkapan terima kasih, bukan bagian dari agenda politik karena suami Iriana kembali maju sebagai calon presiden di Pemilu 2019.

"Tidak. Kami murni secara adat. Kami tak masuk ke ranah politk," katanya usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/12).

Syahril menambahkan, gelar itu diberikan murni karena masyarakat adat melayu Riau sudah ditolong oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.

"Masyarakat adat sudah terbantu dengan kebijakan-kebijakan yang kita lihat sangat menguntungkan masyarakat adat," tandasnya.(fat/jpnn)


Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) akan menganugerahkan nama kebesaran berupa gelar adat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Desember 2018


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News