Ada Peringatan Keras Krisis Pangan, SKI: Sempurnakan Otonomi Desa
”Kearifan pangan lokal memiliki orientasi yang berbeda dengan proyek pangan yang berskala besar namun, mengabaikan potensi yang dimiliki komunitas desa,” lanjutnya.
Selain itu, kata Jati, Pemerintah didorong untuk merangkul seluruh potensi bangsa dalam bidang pangan dan pertanian.
Pemerintah diharapkan mampu mengajak seluruh anak bangsa untuk ’bergerak’ dalam semangat persatuan dan kolaborasi.
”Ketersediaan pangan adalah kepentingan nasional yang menjadi agenda seluruh elemen bangsa. Sudah sewajarnya semua pihak bekerjasama untuk menghindarkan Indonesia dari kemungkinan terburuk dalam krisis pangan ini,” ucap Jati.
Menurut Jati, persatuan dan kolaborasi untuk mengatasi krisis pangan di dalam negeri merupakan pijakan yang kokoh untuk dunia.
”Indonesia dapat menjadi lokomotif ketahanan pangan dunia. Peran semacam itu dibutuhkan agar saat krisis pangan datang, tak satupun negara ditinggalkan,” pungkas Jati. (mcr10/jpnn)
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengeluarkan peringatan keras tentang krisis pangan yang diprediksi bakal terjadi dalam kurun waktu 8-12 bulan ke depan.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Cetak Rekor, Serapan Beras Bulog Capai 1,3 Juta Ton Sepanjang April 2025
- David Herson Optimistis Target Swasembada Pangan di Era Presiden Prabowo Akan Tercapai
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Prabowo Jadi Pemimpin Dunia dengan Kepuasan Publik Tertinggi di Negara G20
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan