Ada Rumput Sintetis untuk Buang Kesan Mengerikan
Selasa, 07 Desember 2010 – 08:08 WIB
Muhammad Firdaus, ketua masjid Indonesia Jeddah, mengakui bahwa hukuman qishos memang masih diberlakukan di negara tersebut. Sebab, Saudi merupakan negara kerajaan yang berdasar ajaran Islam sehingga semua aturan yang dijalankan sesuai syariat Islam. "Untuk yang mencuri, tangannya akan dipotong, sedangkan pelaku pembunuhan akan dipenggal kepalanya," tuturnya.
Hukuman pancung seperti itu, menurut dia, biasanya dilakukan selesai (ba?da) salat Jumat di Masjid Qishos. Petugas akan mengumumkan melalui loudspeaker masjid tentang hukuman tersebut sesaat sebelum pelaksanaan. "Hukuman pancung memang sengaja dilakukan di hadapan umum," lanjutnya.
Tujuannya, lanjut Firdaus, memberikan efek jera bagi mereka yang menonton agar tidak meniru perbuatan si terpidana. Meski aktivis hak asasi manusia (HAM) di berbagai belahan dunia menentang pemberlakuan hukuman seperti itu, pemerintah Saudi masih menjalankannya. "Tapi, kalau pas musim haji, hukuman itu diliburkan dulu," tambahnya.
Pemerintah Saudi, tampaknya, tidak menginginkan hukuman seperti itu menjadi cerita buruk tentang negaranya. "Mungkin pemerintah Saudi tidak ingin jamaah haji yang menjadi tamunya ngeri melihat hukuman seperti itu," ungkapnya.
Masjid Qishos di Jeddah masih menjadi tempat wisata yang hampir selalu dikunjungi para jamaah haji, terutama dari Indonesia. Khusus selama musim
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor