Ada Surat Cerai di Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Ada Surat Cerai di Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende
Surat nikah Bung Karno di rumah pengasingan di Ende. Foto: Ken Girsang/JPNN.com

Antara lain, pihak pertama (Bung Karno) memberi nafkah sebesar Rp 75 per bulan pada pihak kedua (Inggit).

Selain itu, Bung Karno juga berjanji membelikan sebuah rumah di Bandung bagi Inggit.

Di rumah pengasingan Bung Karno yang pertama kali direnovasi pada 2012 lalu ini juga terdapat puluhan koleksi buku.

Termasuk sejumlah tonil, atau naskah drama pada pertunjukan teater, gubahan Bunga Karno. Tonil-tonil yang ada umumnya mengisahkan tentang perjuangan kemerdekaan.

Koleksi lain, juga terdapat sebuah biola yang pernah dimainkan oleh Bung Karno. Kemudian, terdapat kayu kliping yang dipergunakan Bung Karno untuk menjepit "lukisan Pura Bali" di Ende 1935.

"Koleksi yang ada cukup banyak. Misalnya juga ada kain sarung, setrika, piring nasi, piring hias, tongkat, ceret dan pulpen," kata Udin.

Berada di rumah pengasingan Bung Karno, tak lengkap rasanya sebelum melihat seluruh sudut ruangan dan pekarangan yang ada, termasuk sebuah sumur di bagian belakang.

Sumur itu sampai saat ini belum kering. Airnya masih terlihat jernih. Namun untuk sekadar membasuh muka, dibutuhkan tenaga ekstra untuk menimba. Pasalnya, sumur cukup dalam, mungkin berkisar 20 meter lebih.

Di rumah pengasihan Bung Karno di Ende, NTT, tersimpan surat nikah dan surat cerai Sang Proklamator dengan Ibu Inggit Ganarsih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News