Adi Prayitno: Yaqut Mesti Sadar Posisinya Menteri Agama, Bukan Lagi Ketua Ormas
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menanggapi desakan berbagai pihak yang berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Yaqut Cholil Qoumas dari jabatan menteri agama.
Adi mengatakan desakan tersebut adalah bentuk amarah publik terhadap Yaqut yang menganalogikan suara azan dengan gonggongan anjing.
"Ini blunder menteri agama yang kesekian kalinya. Mestinya menag segera minta maaf dan fokus jelaskan soal regulasi pengaturan volume azan," kata Adi kepada JPNN.com, Sabtu (26/2).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menambahkan Yaqut seharus sadar bahwa dirinya adalah menteri agama, seorang pejabat negara.
"Menag Yaqut mesti sadar posisinya sebagai menteri agama yang mesti menjadi suasana batin kebangsaan, bukan lagi ketua ormas tertentu saja," ujar Adi.
"Presiden perlu menegur krn ini tak baik buat keharmonisan hidup beragama," sambung Adi.
Sebelumnya, Anggota DPD Sudirman mengatakan kontroversi yang dilakukan oleh menteri agama telah menimbulkan keresahan dan resistensi umat muslim kepada pemerintah, khususnya Kementerian Agama.
Seharusnya, kata dia, Menteri Yaqut lebih baik mengundurkan diri dari jabatannya karena telah menimbulkan kekisruhan serta keresahan di kalangan umat Islam Indonesia akibat pernyataan kontroversial soal perbandingan suara azan tersebut.
Pengamat politik Adi Prayitno menanggapi desakan berbagai pihak yang berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Yaqut Cholil Qoumas dari jabatan menteri agama, simak selengkapnya.
- Pengamat: Kesaksian 4 Menteri di MK Mematahkan Narasi Penyalahgunaan Bansos Menjelang Pemilu 2024
- Kabar Gembira untuk Guru PAI Non-PNS & Bukan PPPK, Langsung Masuk Rekening, Alhamdulillah
- Kemenag Cairkan Insentif Guru PAI Non-ASN, Menag Yaqut Berpesan Begini
- Pendaftaran CPNS 2024: Dua Menteri Menyepakati Langkah Terobosan, Alhamdulillah
- Prof. Nuh Sebut Wakaf Mengentaskan Kemiskinan, Menag Yaqut Bilang Begini
- MK Tolak Gugatan Pilpres 2004-2019, Pengamat: Yang Kalah Harus Legawa