Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani, Pasutri Tester Kopi
Teliti Rasa dari Unsur Tanah dan Kecepatan Angin
Sabtu, 24 Maret 2012 – 00:04 WIB

SEJOLI KOPI: Mia Handayani (kiri) dan Adi Taroepratjeka (kanan) mejeng di lukisan bertema kopi. Foto; Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Dalam pelatihan sebagai tester kopi, Adi belajar mengetes kopi. Untuk menguji kopi, ada standard operating procedures yang harus ditaati. Misalnya, berapa gram bubuk kopi yang digunakan, berapa mililiter airnya, kandungan mineral, dan suhu. Dari situlah, unsur-unsur pembentuk rasa kopi bisa dipilah-pilah.
Adi mengatakan, paduan unsur pembangun rasa kopi itulah yang membedakan "identitas" kopi. Kopi yang banyak unsur asam, biasanya, dikenali dari jenis tanah yang mengandung phosphoric acid. "Biasanya yang begitu itu kopi dari Afrika. Rasanya agak sedikit kecut-kecut," ucapnya.
Lain lagi dengan kopi dari daratan Amerika Selatan. Kopi dari kawasan itu memiliki kekentalan dan rasa pahit yang khas. Hampir tidak ada unsur rasa yang lain. "Kopi mereka "sangat kopi"," ungkap Mia.
Bagaimana dengan kopi Indonesia" Menurut Adi, spektrum rasa kopi Indonesia sangat luas. Mulai kopi Sumatera, Bali, Cirebon, hingga sejumlah wilayah Jatim. Bahkan, perusahaan kebun kopi di Jatim menanam kopi yang sudah pasti pelanggannya. Misalnya, kopi yang ditanam di Belawan, Bondowoso, spektrum rasanya sudah fasih dengan lidah orang Italia.
Bermodal cinta pada kopi, sejoli Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani akhirnya menjadi tester kopi kelas dunia. Mereka mengabdikan hidup sebagai tester
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu