Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani, Pasutri Tester Kopi

Teliti Rasa dari Unsur Tanah dan Kecepatan Angin

Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani, Pasutri Tester Kopi
SEJOLI KOPI: Mia Handayani (kiri) dan Adi Taroepratjeka (kanan) mejeng di lukisan bertema kopi. Foto; Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
 

"Air dengan kandungan mineral tinggi menghasilkan larutan kopi yang lebih kaya. Sementara semakin sedikit mineral, rasa kopinya akan semakin datar," tuturnya.

 

Kisah Adi jatuh cinta pada kopi sejatinya menarik. Saat mengikuti pertukaran pelajar di Amerika Serikat (AS) pada 1992"1993, dia tinggal bersama keluarga angkat yang pencinta kopi. Setiap hari mereka mendapat kiriman kopi dengan rasa berbeda. 

 

Adi tidak habis pikir. Bukankah rasa semua kopi sama. Sama-sama pahit dan hitam legam. Akhirnya dia iseng-iseng mencecap minuman dari biji-bijian. Lambat laun, dia jatuh cinta pada minuman yang konon ada sejak 1.000 tahun sebelum Masehi (SM) itu.

 

Kembali ke Indonesia, Adi menempuh kuliah di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, dia merasa itu bukan dunianya. Makin lama bertahan, semakin dia tidak nyaman. Padahal, jauh di dalam hatinya dia menginginkan aktivitas yang berhubungan dengan kuliner. Adi lantas banting setir dengan menempuh studi di sebuah perhotelan di Bandung.

Bermodal cinta pada kopi, sejoli Adi Taroepratjeka dan Mia Handayani akhirnya menjadi tester kopi kelas dunia. Mereka mengabdikan hidup sebagai tester

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News