Adian Napitupulu Pernah Sodorkan Anak Pengumpul Getah Karet jadi Komisaris BUMN
Adian lebih lanjut mengatakan, usulan presiden tersebut sangat penting diterjemahkan hingga saat ini.
"Andaikan ada dua ribu komisaris perusahaan yang letaknya di daerah itu komisarinya tinggal di Jakarta. Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk rapat," ucapnya.
Anggota Komisi VII DPR ini mencontohkan, komisasir setiap perusahaan pelat merah itu melakukan rapat empat kali dalam sebulan.
Jika tinggal di Jakarta, maka diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk ke daerah, hanya untuk menghadiri rapat.
"Saya asumsikan untuk transportasi, setiap orang menghabiskan sekitar Rp 20 juta. Maka untuk rapat saja, itu menghabiskan Rp 40 miliar per bulan. Jadi, apa yang disampaikan presiden itu sangat masuk akal," kata Adian.
Menurutnya, ketika komisaris merupakan dari putra daerah dan tinggal di daerah tersebut, maka akan sangat efektif dalam hal penghematan anggaran.
Selain itu, juga sangat efektif dalam hal melakukan pengawasan.
"Dulu yang kami usulkan itu bahkan ada putra daerah yang belum genap berusia 30 tahun. Luar biasanya, orang tua dari komisaris muda itu, profesinya pengumpul getah karet," katanya.
Adian Napitupulu blak-blakan bahwa dirinya pernah mengusulkan sejumlah nama untuk menjadi komisaris di perusahaan BUMN.
- Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti
- Karena Erick Thohir, Hanung Bramantyo Kembali Cinta Sepak Bola
- 3 Hari Digelar, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Raup Transaksi Hingga Rp 668 Juta
- Pupuk Indonesia Sebut KAWFEST 2024 Gairahkan Ekonomi Kreatif Indonesia
- MMSGI Turut Beri Dana Apresiasi Prestasi Timnas U-23
- Dukung Pengembangan UMKM, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Cetak Rekor 30 Ribu Pengunjung