Adu Argumen Koalisi Gemuk vs Koalisi Ramping

Adu Argumen Koalisi Gemuk vs Koalisi Ramping
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: dok.JPNN

“Harusnya parpol yang sudah siap bertarung di Pilpres 2014 nanti, sadar bahwa pengajuan anggaran dari pemerintah misalnya, pembahasan dilakukan bersama DPR dan pemerintah. Bagaimana kalau DPR tidak menyetujui?” ujar Muzani.
 
Berangkat dari pemahaman itu, Muzani menyatakan Gerindra akan membangun koalisi besar dalam mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Menurutnya Gerindra tidak ingin koalisi yang dibangun hanya sebatas untuk memenuhi syarat presidential threshold menjadikan Prabowo capres.

“Kalau cuma untuk mengantar tiket capres, kami cukup berkoalisi dengan satu partai. Tapi kami tidak mau seperti itu,” tegasnya.

Menaggapi hal itu, peneliti POINT Indonesia Karel Susetyo menilai partai asuhan Megawati bagaimanapun jika ingin menang di Pilpres 2014, harus membagi kekuasaan untuk partai politik yang berkoalisi supaya bisa bekerja secara sama-sama.
 
“PDI Perjuangan juga harus memberikan kekuasaan dengan partai Islam jika memilih untuk bergabung memenangkan calon presiden PDI Perjuangan, yakni Joko Widodo alias Jokowi. Sebab semua yang berkoalisi harus berbagi kuasa,” jelasnya pada INDOPOS.

Menurutnya, koalisi itu sama dengan kerjasama yang artinya sama-sama kerja. Jadi, lanjutnya, sebelum bekerja masing-masing parpol di dalamnya tentu harus sadar dengan setiap jeanis pekerjaanya.

“Kerja yang efektif adalah kerja yang berbasiskan kuasa. Jadi, koalisi pasti bicara kekuasaan yang berfungsi sebagai basis legalitas kerja pemerintah, baik di eksekutif maupun legislatif,” pungkasnya. (dms)


JAKARTA – Aksi saling berbalas kritik antara partai Gerindra dan PDI Perjungan terus berlanjut. Tidak hanya melempar puisi, tapi pilihan model


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News