Agus Pramono, Dari Office Boy Jadi Miliarder

Berawal dari Modal Rp 500 Ribu dan Lima Ekor Ayam

Agus Pramono, Dari Office Boy Jadi Miliarder
Agus Purnomo memperlihatkan ayam bakar di restoran Ayam Bakar Mas Mono, Tebet Raya, Jakarta Selatan. Foto : Ridlwan/Jawa Pos
 

"Alhamdulillah, dengan ikhtiar yang benar, rezeki kami seperti diantar," katanya. Mono lantas mengeluarkan buku karyanya berjudul Rezeki Diantar. Buku itu belum di-launching secara resmi. Tapi sudah beredar di kalangan teman-teman bisnisnya. "Alhamdulillah, yang pesan sudah lebih dari 10 ribu," katanya.

 

Sukses Mono tidak datang dengan sendirinya. Namun, lewat perjuangan keras. Merantau ke Jakarta setelah lulus SMA dari Madiun, Mono numpang di rumah kontrakan kakaknya di kawasan Bendungan Hilir.

Dia sempat magang di sebuah restoran cepat saji asal AS. Namun, badai krisis moneter pada 1997-1998 membuat perusahaan tempat dia bekerja melakukan PHK besar-besaran. Mono termasuk korbannya.

 

Tapi, Mono tidak menyerah. Setelah melamar ke berbagai tempat, anak kelima di antara enam bersaudara itu diterima sebagai office boy di sebuah kantor. "Pekerjaannya ngepel, bikin kopi, sampai antar surat. Pokoknya, semua saya lakoni," katanya.

Perjuangan tidak kenal lelah Agus Pramono berbuah manis. Anak tukang gulali di Madiun, Jawa Timur, itu berhasil mengembangkan usaha di tengah kejamnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News