Ahli Desak Pemerintah Mitigasi Dampak Learning Loss

Ahli Desak Pemerintah Mitigasi Dampak Learning Loss
Tangkapan layar webinar Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Mengatasi Learning Loss yang digelar Tanoto Foundation. Foto: Tanoto Foundation

Dia menilai pembukaan sekolah tidak akan dalam bentuk massal, melainkan bertahap, dan memaksimalkan sosialisasi.

“Pembukaan sekolah tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk menciptakan proses pembelajaran tatap muka yang aman bagi anak,” kata Praptono.

Praptono membeberkan kebutuhan terlaksananya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah tidak bisa ditunda lagi. Survei Kemendikbudristek menunjukkan sekitar 64 persen orangtua berharap anak dapat kembali ke sekolah, dan 52 persen guru berharap pembelajaran kembali normal.

"Bahkan 85 persen negara di Asia Pasifik sudah melakukan PTM terbatas. Indonesia salah satu negara yang belum sepenuhnya melakukan PTM terbatas, jadi ini merupakan hal yang harus diutamakan," jelas Praptono.
 
Pastikan Instrumen Protokol Kesehatan

Kepala Dinas Pendidikan Siak, Riau Lukman menyampaikan pembukaan sekolah perlu dilakukan dengan memastikan instrumen protokol kesehatan benar-benar berfungsi.

Terlebih, lanjut Lukman, kabupatennya berada pada zona merah penularan Covid-19.

"Penyelenggaraan PTM belum akan berlangsung secara serentak," ungkapnya.

Saat ini, dia Lukman menyebutkan pemerintah Kabupaten Siak telah mengalokasikan anggaran untuk seluruh satuan pendidikan agar bisa secara bertahap menyelenggarakan PTM terbatas.

Dekan FKIP Universitas Riau Prof Mahdum PhD menyatakan pemangku kepentingan pendidikan perlu segera mengambil kebijakan sebagai bentuk mitigasi mengurangi dampak learning loss akibat pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News