Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci
Senin, 09 Mei 2011 – 20:07 WIB
Menurutnya, kampus adalah tempat yang isinya pikiran untuk berduel argumen. Jika berduel pikiran itu hilang, lanjut Rocky, maka akan timbul pikiran-pikiran yang absolut. "Kampus kita saat ini banyak dihuni oleh pikiran-pikiran absolut," imbuhnya.
Rocky menambahkan, kondisi tersebut timbul akibat dari dua titik kesalahan. Pertama, pihak pimpinan dan rektorat kampus yang kerap mencurigai pikiran mahasiswa. Contohnya, sebagian besar Rektorat selalu berpendapat agar mahasiswa tugasnya hanya belajar dan tidak perlu ikut dalam pemikiran politik.
Padahal, lanjutnya, saat ini kesempatan yang baik sekali untuk mahasiswa berpolitik. Bukan sekedar untuk membiasakan berpikiran kritis, kata Rocky, tetapi yang lebih penting adalah membuat kampus menjadi filter mengenai kebijakan partai yang membohongi negara atau sebagainya. "Jadi, kembalikan kampus sebagai tempat yang menumbuhkan akal sehat termasuk tempat untuk beradu argumen soal politik," jelasnya.
Kedua, dari segi pemerintah. Menurutnya, jika memperhatikan UU Sisdiknas disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan insan yang berakhlak mulia. Jadi akhlak yang nomor satu, bukan akal kritis.
JAKARTA--Maraknya pemikiran-pemikiran yang mengarah pada faham radikalisme di lingkungan kampus dinilai sebagai akibat masuknya ayat-ayat kitab suci
BERITA TERKAIT
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar