Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci

Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci
Ahli Filsafat: Kampus Bukan Tempat Peredaran Kitab Suci
Menurutnya, kampus adalah tempat yang isinya pikiran untuk berduel argumen. Jika berduel pikiran itu hilang, lanjut Rocky, maka akan timbul pikiran-pikiran yang absolut. "Kampus kita saat ini banyak dihuni oleh pikiran-pikiran absolut," imbuhnya.

Rocky menambahkan, kondisi tersebut timbul akibat dari dua titik kesalahan. Pertama,  pihak pimpinan dan rektorat kampus  yang kerap mencurigai pikiran mahasiswa. Contohnya, sebagian besar Rektorat selalu berpendapat agar mahasiswa tugasnya hanya  belajar dan tidak perlu ikut dalam pemikiran politik.

Padahal, lanjutnya, saat ini kesempatan yang baik sekali untuk mahasiswa berpolitik. Bukan sekedar untuk membiasakan berpikiran kritis, kata Rocky, tetapi yang lebih penting adalah membuat kampus menjadi filter mengenai kebijakan partai yang membohongi negara atau sebagainya. "Jadi, kembalikan kampus sebagai tempat yang menumbuhkan akal sehat termasuk tempat untuk  beradu argumen soal politik," jelasnya.

Kedua, dari segi pemerintah. Menurutnya, jika memperhatikan UU Sisdiknas disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan insan yang berakhlak mulia. Jadi akhlak yang nomor satu, bukan akal kritis.

JAKARTA--Maraknya pemikiran-pemikiran yang mengarah pada faham radikalisme di lingkungan kampus dinilai sebagai akibat masuknya ayat-ayat kitab suci

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News