Ahok Bukan Siapa-siapa untuk PDIP

jpnn.com - JAKARTA  - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju pilkada melalui jalur independen, memang sudah sesuai dengan perundang-undangan. 

Politikus PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin mengatakan pihaknya menghormati langkah mantan bupati Belitung Timur, Bangka Belitung itu. Namun, Hasanuddin mengatakan, jika di kemudian hari Ahok memilih maju pilkada melalui dukungan PDI Perjuangan karena jumlah dukungan KTP nya tak memenuhi syarat, maka tetap harus ikut aturan yang berlaku di partainya.  

"Di PDI Perjuangan untuk mendapatkan rekomendasi sebagai calon kepala daerah, diatur dengan ketat dan harus diikuti oleh semua calon tanpa kecuali," jelas Hasanuddin, Selasa (14/6). 

Di samping harus memenuhi syarat administrasi, kata dia, seorang calon kepala daerah juga harus memenuhi persyaratan ideologi yang ditentukan partai berlambang banteng moncong putih itu. 

Ia menjelaskan, proses awal untuk Pilkada DKI Jakarta dimulai dengan mendaftarkan diri di DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta. Nah, jika di DPD sudah tutup maka bisa langsung ke DPP PDI Perjuangan. 

"Ada standar yang harus dipenuhi sebagai pejuang partai sekaligus sebagai petugas partai," tegas mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Hasanuddin menegaskan, bagi PDI Perjuangan Ahok bukanlah siapa-siapa. Karenanya, Ahok harus tetap mengikuti persyaratan yang ditentukan partai jika ingin mendapatkan dukungan dalam Pilkada DKI Jakarta. "Ahok bagi kami bukan siapa-siapa, dia seharusnya mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh partai," tegasnya.

Dia juga mempertanyakan, bersediakah Ahok menjadi petugas partai yang siap berjuang untuk kepentingan rakyat. "Kami kader partai yang solid dan terlatih, siapapun calon gubernur DKI Jakarta yang diputuskan oleh DPP akan kami menangkan. Sebaliknya, kami pun tak gentar bila harus menghadapi Ahok," pungkas Wakil Ketua Komisi I DPR itu. (boy/jpnn)