Ahok Nilai Kaltim Layak jadi Lokasi Ibu Kota Negara, Begini Ulasannya

Ahok Nilai Kaltim Layak jadi Lokasi Ibu Kota Negara, Begini Ulasannya
Ahok saat berkunjung ke Samarinda (13/7). Foto: Kaltim Post

“Melihat Pampang, saya jadi teringat salah satu kawasan di Selandia Baru. Di sana juga masih mempertahankan suku asli di tengah zaman yang semakin modern,” bebernya.

BTP menuturkan, setelah melihat lokasi wisata Pampang, dia mengusulkan kenapa pemda tidak menempatkan warga suku Dayak ke kawasan hutan lindung?

“Hutan lindung tempatnya bagus dan dilarang mendirikan bangunan. Jadi, warga suku Dayak akan lebih lestari di sana kemudian dijadikan salah satu taman nasional. Ini tentu akan menjadi lokasi wisata budaya yang lebih menarik. Turis asing akan berdatangan,” bebernya.

Ahok menilai menempatkan warga suku Dayak ke taman hutan nasional lebih baik, ketimbang hutan tersebut dirambah tambang. Atau dijadikan perkebunan. Di Kaltim ada Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Samboja, Kutai Kartanegara.

Dia mencontohkan suku Aborigin di Australia yang berhasil memenangkan tanah adat mereka di pengadilan. “Sekarang tanah itu menjadi taman nasional. Siapa pun masuk ke sana membayar uang masuk. Sehingga menjadi penghasilan bagi warga setempat,” bebernya.

Menurut dia, selain hutan lindung, tanah adat bisa dijadikan taman hutan nasional. “Ini perlu perhatian dari pemerintah daerah. Kalau terealisasi, ke depannya menjadi daya tarik sebagai ibu kota negara,” jelasnya.

BACA JUGA: Honorer K2 Siapkan Wadah Baru, yang Lama Dianggap Gagal

Sementara itu, anggota DPRD Kaltim Syafruddin setuju dengan gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Apa yang disampaikan BTP dianggapnya masukan yang sangat bernilai.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai, Kaltim layak menjadi lokasi pemindahan ibu kota negara dari Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News