Akankah Erdogan Effect di Turki Merembet ke Pilpres RI?

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Akankah Erdogan Effect di Turki Merembet ke Pilpres RI?
Gubernur DKI Anies Baswedan dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul. Foto: Twitter/aniesbaswedan

Mesir di bawah Presiden Abdul Fattah al-Sisi juga bertindak opresif terhadap oposisi dengan memenjarakan ribuan oposan dalam kondisi yang sangat buruk.

Sisi mengeluarkan daftar berisi 80 organisasi dan perorangan yang dianggap sebagai teroris. Banyak di antaranya adalah jurnalis yang kritis terhadap rezim.

Kendati demikian, tidak ada liputan yang kritis dari media Barat terhadap rezim di dua negara itu. Dua negara itu dikenal sebagai sekutu dekat Barat.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada saat masa kampanye mengatakan akan mengasingkan Arab Saudi yang rekor hak asasinya  buruk. Namun, Biden menjilat ludah sendiri dan mengunjungi Arab Saudi untuk berunding dengan MbS.

Persaingan Erdogan vs Kilicdaroglu memang sangat keras. Pemilu kali ini dianggap yang paling sengit sehingga masyarakat terpecah.

Pemilu Turki kali ini adalah pertarungan identitas antara politik Islam yang ingin melawan hegemoni Barat, melawan politik liberal yang ingin mengembalikan Turki sebagai bagian dari Barat.

Erdogan berada pada posisi yang tidak menguntungkan karena kebijakan ekonominya dianggap menyebabkan inflasi tinggi dan pengangguran meluas. Erdogan gagal menangani bencana gempa bumi besar pada Februari lalu yang menyebabkan korban tewas sampai 50 ribu jiwa.

Dengan dua rapor merah itu, oposisi yakin bisa mendongkel Erdogan. Analis politik dan media liberal Turki mengeluarkan berbagai survei yang menyebutkan kekuasaan Erdogan bakal berakhir.

Pemilu Turki kali ini adalah pertarungan identitas antara politik Islam melawan politik liberal yang ingin mengembalikan Turki sebagai bagian dari Barat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News