Akhirnya, Setelah JK Ikuti Pesan Pak Kiai, Perdamaian di Aceh Terwujud

Akhirnya, Setelah JK Ikuti Pesan Pak Kiai, Perdamaian di Aceh Terwujud
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaytar dan Kepala Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursiyidan Baldan di Aceh, Sabtu (14/11) malam. FOTO: Natalia/JPNN.com

JK pun bisa bernapas lega setelah adanya perdamaian itu. Ia kini dijuluki sebagai "'Bapak Perdamaian Aceh”.

Sebelumnya diberitakan, masyarakat Aceh hingga saat ini terus mengenang jasa Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menginspirasi perdamaian di kota Serambi Mekkah itu lewat kesepakatan di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005 silam.

Saat diundang ke International Conference 10th Year Anniversary of MoU Helsinki di Aceh, Sabtu malam (14/11), JK, sapaan akrab pria asal Makassar itu, juga masih mengingat dengan jelas proses perdamaian yang sudah dirindukan masyarakat Aceh selama bertahun-tahun.

Sambil berkelakar, JK mengungkapkan orang dari suku Jawa tidak cocok mengurus perdamaian di Aceh. Karena itu, orang dari Makassar yang bisa menanganinya.

“Kenapa perundingan tidak ada orang Jawa? Maaf nih karena takut dia tersinggung kalau Pak Malik atau Zaini ngomongnya keras, tersinggung pula nanti. Gagal perundingan. Makanya orang Makassar. Orang Makassar satu sifat sama orang Aceh,” kata JK sambil tertawa, dan disambut tawa tamu undangan.

Orang-orang yang dimaksudnya itu adalah tiga tokoh GAM kalai itu yang ikut dalam perundingan, yaitu Perdana Menteri Malik Mahmud, Menteri Luar Negeri Zaini Abdullah dan Menteri Dalam Negeri Bakhtiar Abdullah.

Di hadapan, sekitar seratus peserta yang hadir, JK mengungkapkan betapa alotnya perundingan yang memakan waktu selama enam bulan dan enam kali pembicaraan tersebut.

Perundingan itu, diakuinya, cukup rumit karena harus mengedepankan dua tujuan dari pihak yang berbeda. Di satu sisi, sejumlah permintaan dari GAM diupayakan untuk diakomodir. Tetapi, di sisi lain, pandangan negatif dari dalam negeri juga harus ditelan pahit.

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengisahkan pengalaman saat terlibat aktif dalam perundingan antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News