Aksi Bela Ahok dan Teriakan Minahasa Harus Merdeka

Aksi Bela Ahok dan Teriakan Minahasa Harus Merdeka
Pendukung Ahok Bertahan di Depan LP Cipinang Foto by: Ricardo

Gang-gang yang menghubungkan jalan Piere Tendean dan jalan Sam Ratulangi dijadikan searah menuju jalan Sam Ratulangi guna meminimalisirkan kemacetan.

“Bebaskan Ahok, bebaskan Ahok. Kita pakai hitam sebagai simbol keadilan telah mati,” seru aktivis perempuan Jull Takaliuang di panggung orasi, Rabu (10/5) malam.

Jull yang dikenal pembela kaum papa begitu bersemangat mengajak warga untuk keadilan telah mati dibunuh radikalisme. Kata dia, hari ini Ahok jadi martir.

“Angkat lilin lebih tinggi sebagai semangat tidak akan menyerah,” seru Jull yang mengenakan blues dan celana hitam.

Menurut dia, ketika minoritas dijajah, mari kita lawan bersama. Keadilan bagi sama bagi semua orang dan semua agama. “Keadilan telah mati telah dibunuh radikalisme,” tandasnya.

Jull sempat menyentil kalau keadilan tidak ditegakkan, maka sudah saatnya Minahasa merdeka.

“Minahasa harus merdeka,” tukasmya.

Selain orasi, para pendukung Ahok membacakan puisi mendukung Ahok. Diiringi lagu nasional dipuja bangsa, seorang aktivis perempuan membaca puisi berjudul Semangat Pak Ahok.

Gerakan aksi bela Ahok menjalar setelah majelis hakim Pengadilan Jakarta Utara menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada terdakwa penodaan agama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News