Aktivis HAM Ajak Publik Tangkal Glorifikasi tentang Soeharto

Aktivis HAM Ajak Publik Tangkal Glorifikasi tentang Soeharto
Ketua Setara Institute Hendardi. Foto: dok jpnn

Kekayaan keluarganya bersumber dari dua sayap. Yaitu kerajaan bisnis keluarga dan kerabat, serta puluhan yayasan sebagai pengumpul dana.

Hendardi mencontohkan Yayasan Supersemar yang kini diwajibkan mengembalikan uang ke negara sebesar Rp 4,4 triliun. “Itu baru satu yayasan,” katanya.

Karena itu Transparency International, New York Times serta Forbes menjuluki Soeharto sebagai Presiden Terkorup Sedunia. Sedangkan sebuah koran nasional terbitan 4 Juli 2014 menyebut Soeharto sebagai Diktator Terkorup.

Sedangkan sejumlah pakar sejarah dan politik antara lain Robert Cribb, John Taylor, hingga Ben Anderson meneliti tentang kekejaman di era Soeharto. "Begitulah kebesaran Soeharto yang telah dicatat oleh beberapa lembaga dan banyak media. Dengan kebesaran yang sempurna itu, maka kampanye macam apa lagi yang mau dibesar-besarkan?" ujarnya.(gwn/jpg)


Ketua SETARA Institute Hendardi mengkritisi glorifikasi tentang penguasa Orde Baru (Orba) Soeharto jelang Pemilu 2019.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News