Akurasi Peta Dinilai Masih jadi Hambatan Restorasi Lahan Gambut
Dia juga menekankan perlunya koordinasi antar instansi yang cepat untuk mendapatkan dan mengumpulkan data agar bisa menjadi peta yang terintegrasi menyeluruh. Menurutnya, inisiatif dari BRG dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan perusahaan sudah sangat tinggi.
"Tapi fakta di lapangan, komitmen daerah bervariasi dan inisiatif pembuatan data dari daerah sangat rendah. Ada juga kemungkinan data perusahaan terkait lahan tidak dimunculkan ke publik karena dianggap properti mereka," kata Barus.
Terkait urgensi pemetaan gambut supaya bisa ditangani secara tepat, Barus juga mengimbau harus ada lembaga yang diberi wewenang membuat dan mengumpulkan data secara utuh dan lengkap.
"Jangan ada lagi yang berkilah terhambat tugas pokok dan fungsi," tandas Barus.(ANTARA/jpnn)
Persoalan akurasi dan sedikitnya data peta lahan gambut dinilai menjadi salah satu hambatan Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk menjalankan mandat restorasi dan supervisi lahan gambut dalam empat tahun belakangan.
Redaktur & Reporter : Yessy
- KLHK Gelar Diskusi Pembaruan Metode Perhitungan Emisi dan Pengurangan GRK dari Lahan Gambut
- Empat Titik Karhutla di Sumsel Belum Padam
- Terungkap, Ini Alasan Gubernur Herman Deru Tak Izinkan Lahan Gambut Dialihfungsikan, Salut!
- Pemkab OKI Berlakukan Status Tanggap Darurat Karhutla
- Rakor Bareng Jenderal Dudung, Gubernur Herman Deru Paparkan Upaya Pencegahan Karhutla di Sumsel
- AKBP Budi Setiono Ikut Padamkan Karhutla di Lahan Gambut Seluas 20 Hektare Ini