Alam Bergolak, Mahasiswa Akan Terus Bergerak

Alam Bergolak, Mahasiswa Akan Terus Bergerak
Alam Bergolak, Mahasiswa Akan Terus Bergerak
ALAM kembali bergolak. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung di Jawa di Sumatera mengaum. Memuntahkan laharnya. Kadang dingin, kadang panas. Binatang kebingungan. Masyarakat hanya bisa menghela nafas. Menggumam lirih: “Sampai kapan kami menderita begini?”

Di kampus-kampus, mahasiswa juga bergolak. Mereka merasa harapan dan masa depan mereka direnggut para pembesar negara, yang memperoleh kedudukannya dengan cara yang seolah-olah demokrasi. Padahal, dalam pandangan para mahasiswa, tiket yang mereka dapat sungguh semu. Ada manipulasi yang canggih.

Akibatnya, kekuasaan yang mereka genggam juga semu. Padahal segala sesuatu yang “semu” hanya tampak bagai fatamorgana. Makanya para penguasa negara sekarang ini tak bisa menggunakan kekuasaannya untuk menyejahterakan rakyatnya. Kekuasaan semu hanya bisa dipakai untuk menyenangkan diri mereka sendiri.

Maka pada 20 Oktober lalu, mahasiswa di sedikitnya 24 kota, bergerak mengekspresikan kegundahannya. Memang ada yang tertembak, atau tepatnya ditembak, aparat yang terprovokasi petinggi negeri. Tapi alhamdulillah, Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno itu, hanya disasar kakinya. Kini sudah bisa kembali kuliah. Menuntu ilmu. Untuk bekal membangun masa depan dirinya.

ALAM kembali bergolak. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung di Jawa di Sumatera mengaum. Memuntahkan laharnya. Kadang dingin, kadang panas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News