Alami Diskriminasi Kerja, Transgender Australia Terpaksa Jalani Prostitusi

Daniella, yang berprofresi sebagai penata rambut, mengatakan, tugas kaum transgender untuk mendapatkan pekerjaan yang baik di Australia sangat tak adil dan sulit.
"Sangat sulit. Sebagian besar kaum trans sungguh terpinggirkan ketika menyangkut pekerjaan. Jika Anda seorang transgender, di luar sana, Anda bisa melihat orang-orang trans di panti, seperti teman-teman saya, seperti tukang rias, itu hanya pekerjaan dasar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, "Tak ada pekerjaan. Anda tak akan membiarkan diri Anda berkeliaran di jalan. Anda harus memenuhi kebutuhan."
Karena diskriminasi sistemik, banyak kaum transgender berakhir dengan melakukan pekerjaan seks karena mereka tak dapat menemukan pekerjaan yang menguntungkan.
Nora: hidup dengan penyakit mental dan fisik
Nora beralih ke prostitusi jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kecanduan narkoba yang dialaminya. (Foto: Four Corners)
Nora adalah transgender berbadan besar yang lembut.
Hidupnya dimulai di Yunani, diabaikan dan dipukuli secara rutin ketika ia masih anak-anak. Tragisnya, hidup di penjara lebih baik baginya daripada di rumah.
Para pria dan perempuan transgender sangat terpinggirkan dalam hal akses ke pekerjaan, perawatan kesehatan dan perumahan, dan juga mengalami diskriminasi
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina