Alasan Erick Thohir Pangkas Jumlah BUMN
"Karena kita tahu 90 persen dunia usaha akan terkoreksi, hanya sisa 10 persen yang suistainable misalnya (sektor) kesehatan, makanan, teknologi, tetapi 90 persen (sektor) lainnya terkoreksi," kata Erick.
Selain restrukturisasi, Kementerian BUMN melakukan klasterisasi dari 27 menjadi 12.
"Dibentuk berdasarkan value chain, supply chain, atau bisa menyinergikan core bisnis yang ada," terangnya.
Erick menambahkan masing-masing wakil menteri, memegang enam klaster. Wamen I misalnya memegang klaster industri migas dan energi, minerba, perkebunan dan kehutanan, pupuk dan pangan, farmasi dan kesehatan, serta pertahanan, manufaktur dan industri lainnya.
Erick menjelaskan industri farmasi dan kesehatan harus dijadikan satu supaya bersinergi.
"Saat ini, memang kenapa kita lebih mahal dalam arti menangani kesehatan, karena 90 persen alat kesehatan dan obat-obatannya impor. Jadi, kami coba klasterisasi farmasi dan kesehatan supaya bisa bersinergi," katanya.
Bahkan, Erick menegaskan khusus farmasi, pihaknya sudah melakukan remapping. Dia mencontohkan, Bio Farma fokus pada obat-obatan berbasis bio. Indo Farma fokus obat-obatan berbasis herbal. Sementara Kimia Farma fokus pada obat-obatan berbasis kimia.
Sementara, Wamen II membawahi industri jasa keuangan, jasa asuransi dan dana pensiun, telekomunikasi dan media. Kemudian, klaster pembangunan infrastruktur.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan restrukturisasi perusahaan pelat merah dari 140 menjadi 107.
- KPK Beri Peringatan Keras Terhadap Mantan Wakil Ketua DPR Ini
- Rumah BUMN Pekanbaru Raih Penghargaan Internasional dari Global Business Magazine
- Pesan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk Indonesia: Banggalah dengan Timnas Anda
- BRI Berangkatkan UMKM Kopi Bandung 'Gravfarm' ke Expo di Amerika Serikat
- Presiden FIFA: Pesan Saya kepada Semua Orang di Negara Pencinta Sepak Bola Indonesia
- Timnas U-23 Indonesia Gagal ke Olimpiade, Reaksi Netizen Tidak Disangka