Alat Tes Buatan UGM Diakui Bisa Deteksi Virus Corona dalam Dua Menit

"Mereka bisa mendeteksi bahan kimia di udara dan itulah yang digunakan untuk mendeteksi bahan peledak, dan sekarang sudah diujicoba untuk melacak COVID-19.
"Masalahnya apakah alat tes ini bisa benar-benar membedakan sampel pernapasan itu karena flu biasa atau COVID," kata Profesor Bennet.
Namun walau dengan tingkat akurasi yang lebih rendah dibandingkan tes swab PCR yang sudah ada sekarang ini, menurut Profesor Bennet alat ini akan sangat berguna bagi Indonesia.
"Ini bisa menjadi cara untuk mengetes orang di tempat keramaian di pusat perbelanjaan, dengan tes cepat dan meski kurang akurat paling tidak bisa mendapatkan orang-orang yang positif yang kemudian bisa diarahkan ke tes yang akurat," katanya.
"Kita tidak akan bisa mendapatkan semua orang. Mungkin sekitar 10 persen tidak akan bisa terdeteksi.
"Namun masih ada 90 persen orang yang bisa dideteksi. Dan itu yang sekarang tidak dilakukan. Jadi tes cepat seperti ini akan membuat perbedaan besar," katanya lagi.

Bagaimana cara kerja alat pendeteksi pernapasan ini?
Alat tes ini dikembangkan oleh UGM Yogyakarta, di mana tiga rumah sakit di kota tersebut sudah menggunakan alat tes tersebut untuk mengecek pasien apakah ada yang mengidap COVID-19.
Indonesia termasuk di antara beberapa negara di dunia yang sudah mengembangkan alat tes mendeteksi COVID-19 lewat pernapasan dengan hasil tes yang dikatakan bisa diketahui dalam waktu dua menit
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Inas Zubir Menilai Ada Motif Ekonomi Terkait Isu Ijazah Palsu Jokowi, Begini Analisisnya
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas