Aliran Sungai Tercemar Klorin Akibat Penggunaan Disinfektan selama Pandemi

Aliran Sungai Tercemar Klorin Akibat Penggunaan Disinfektan selama Pandemi
Peneliti Ecoton saat mengambil sampel air Kali Brantas Malang. Foto:

Dari kedua tempat tersebut ditemukan kadar klorin mencapai 0,15 part per million (ppm). Jumlah kandungan klorin ini lebih tinggi daripada standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah sebesar 0,03 ppm.

"Jadi prosesnya dari penelitian kami olah dan hasilnya kami sampaikan kepada pemangku kebijakan. Nanti responnya seperti apa," jelasnya.

Clara sendiri mengingatkan bahwa kadar klorin yang tinggi sangat berbahaya pada ekosistem sungai.

Selain terhadap keberlangsungan kehidupan ikan. Melainkan juga kepada manusia, karena dapat menyebabkan kanker kulit.

Selain mengukur kadar klorin di Kali Brantas, pihak Ecoton juga mengukur jumlah mikroplastik yang tertimbun di tempat tersebut.

"Untuk mikroplastik untuk bisa menemukan hasilnya itu masih menunggu sekitar 3 harian," tutur Clara.

Ecoton sendiri memulai mengukur tingkat kadar klorin dan mikroplastik di DAS Brantas Malang pada 20 Juli 2020, lalu. Namun, kata Clara, berkaca pada Surabaya kadar microplastiknya cukup tinggi dengan total 914 partikel/m3 dalam uji penelitian di lima titik sungai.

"Kali Brantas Surabaya itu kan hilir. Jadi dia menerima sampah dari DAS Brantas berbagai daerah," jelasnya.

Dari jumlah itu, jenis mikroplastik terbanyak disebutkannya adalah fiber yang berasal dari tekstil, laundry dan sampah popok sekali pakai.

Zat kimia klorin berasal dari massifnya penggunaan disinfektan selama masa pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News