Alumni PMKRI Nilai Partai Politik Sandera Jokowi

Alumni PMKRI Nilai Partai Politik Sandera Jokowi
Para Alumni PMKRI, Sebastian Salang, Emanuel Migo, Stefanus Asat Gusma, dan Joanes Joko (kanan ke kiri) saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/10). Foto: Friederich Batari/JPNN.com

Sementara itu, Stefanus Gusma yang juga Inisiator Gerakan Satu Bangsa secara khusus menyoroti lemahnya komunikasi politik yang ke luar dari Istana.

Sebagai contoh komunikasi politik yang buruk, menurut Gusma, salah satu bupati dari Sulawesi Utara digembor-gemborkan dipanggil oleh Presiden, tetapi kemudian tidak jadi bertemu Presiden. Hal lainnya adalah kabar untuk memberikan porsi kursi menteri kepada rival politiknya.

“Ini aneh bagi pembelajaran demokrasi. Kalau misalnya, Prabowo jadi menteri, mengapa kemarin harus bertarung keras sampai berisiko terhadap relasi sosial dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” ucap Gusma.

Sedangkan Joanes Joko, yang juga Koordinator Nasional Duta Joko Widodo merasa terkejut setelah mendengar pernyataan Prabowo Subianto bahwa dirinya dipercaya untuk membantu presiden di bidang pertahanan.

“Itu cukup membuat pro dan kontra, bukan hanya di kalangan relawan tetapi juga masyarakat. Banyak yang menghubungi kami, mengapa sikap ini yang diambil oleh Presiden,” ujar Joanes Joko.(fri/jpnn)

Dalam situasi politik di mana mayoritas partai bergabung dalam kabinet, Jokowi semakin tersandera dan kesulitan untuk menentukan porsi pos kementerian setiap partai.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News