Alunan Seribu Angklung Mengetuk Pasar Wisman Osaka
jpnn.com - OSAKA – Di antara pasar pariwisata di negara-negara Asia Pasifik, Jepang memang paling alot. Tidak mudah menaikkan jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Matahari Terbit itu untuk berkunjung ke Indonesia.
Padahal, Kementerian Pariwisata telah memasukkan Jepang ke dalam daftar 5 pasar pariwisata paling top. Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan menyebut Negeri Sakura itu sebagai pasar utama.
“Jepang adalah pasar utama, dengan capaian 2014 ada sekitar 500.000 wisman, dan proyeksi 2015 naik menjadi 525.000 itu,” kata Menpar Arief Yahya saat membuka pagelaran Indonesia Week Osaka 2016 di Umeda Sky Building di Osaka, Jepang, Kamis (25/8).
Mantan Dirut PT Telkom ini lantas bercerita tentang bambu yang sudah akrab dengan tradisi bangsa-bangsa di Asia. Orang China menggunakan bambu untuk sumpit, tirai, bahkan bahan bangunan rumah.
Orang Korea dan Jepang pun begitu. Pohon bambu juga menjadi tema banyak lukisan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Sedangkan di Indonesia, bambu juga menjadi bahan pembuatan alat musik tradisional angklung. Karenanya, pesona angklung pun digunakan untuk menyedot wisatawan Jepang.
Kemenpar menggelar Pesona 1000 Angklung Indonesia Pusaka di Jepang. “Karena itu Pesona 1000 Angklung Indonesia Pusaka menjadi relevan untuk mengetuk hati, mengajak masyarakat Jepang berwisata ke Indonesia,” kata Arief.
Ia menambahkan, bambu itu bermakna kuat, tegar, tangguh, namun lentur. “Itu punya makna yang mendalam, bahwa pondasi hidup manusia itu memang harus kuat. Semua Negara Asia dari China, Jepang, Korea, Hongkong, Macau, India, semua punya sejarah khas dengan pohon bambu,” ungkap dia.
OSAKA – Di antara pasar pariwisata di negara-negara Asia Pasifik, Jepang memang paling alot. Tidak mudah menaikkan jumlah kunjungan wisatawan
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi, jadi Sebegini Per Gram
- One on One Meeting, BRI & Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan
- Bebaskan Karyawan dari Jeratan Pinjol, Aplikasi Ayo Kasbon Bisa jadi Solusi
- Kuartal I 2024, SIG Catatkan Laba Rp472 Miliar
- Kuliah Tamu di LSE, Menko Airlangga Optimistis Visi Indonesia Emas 2045 Tercapai
- BRI Lakukan Buyback, Ini Sebabnya