Amankan Transaksi Keuangan Digital, Privy Kembangkan Fitur ERDS

Amankan Transaksi Keuangan Digital, Privy Kembangkan Fitur ERDS
Privy siap mengamankan transaksi keuangan digital setelah revisi kedua UU ITE disahkan. Foto: dok. Privy

jpnn.com, JAKARTA - Keamanan transaksi keuangan digital kini telah memperoleh kepastian hukum dengan disetujuinya revisi kedua UU ITE menjadi Undang-Undang No. 1 Tahun 2024 oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Januari 2024. 

Pasal 17 Ayat 2a dalam revisi kedua UU ITE tersebut, menegaskan pentingnya mengamankan legalitas kontrak atau persetujuan pengguna dan menghindari risiko pencurian identitas, terutama dalam transaksi elektronik yang berisiko tinggi, di antaranya transaksi keuangan digital.

Sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), Privy berkomitmen mendukung terlaksananya pengamanan transaksi keuangan digital melalui Tanda Tangan Elektronik (TTE) tersertifikasi sebagaimana diamanatkan oleh UU ITE yang baru.

Sejak berdiri pada 2016 sampai dengan saat ini, tanda tangan elektronik tersertifikasi Privy telah digunakan untuk mengamankan lebih dari 150 juta dokumen elektronik.

CEO Privy Marshall Pribadi mengungkapkan bahwa penggunaan TTE tersertifikasi dalam transaksi keuangan, khususnya peer-to-peer lending (P2P Lending) bukan hanya menjadi solusi terkait keabsahan dokumen elektronik, tetapi juga memberikan nilai tambah.

"Layanan Privy bukan hanya terbatas pada menjamin legalitas kontrak elektronik dengan kekuatan pembuktian yang tidak dapat diganggu gugat, namun, juga mencakup platform manajemen dokumen elektronik yang bisa diurutkan dan dilihat secara detail di kemudian hari," kata Marshall Pribadi, dalam keterangannya, Jumat (29/3).

Menurut Marshall, setiap dokumen yang telah ditandatangani menggunakan TTE tersertifikasi Privy akan memiliki audit trail yang memuat informasi tentang para pihak penandatangan, waktu penandatanganan serta detail dokumen yang ditandatangani.

"Kami sedang mengembangkan fitur Electronic Registered Delivery Services (ERDS) yang dapat digunakan sebagai alat pembuktian yang sah terkait detail tanggal dan waktu pengiriman serta penerimaan dokumen elektronik,” ungkap Marshall.

Privy mengembangkan fitur ERDS untuk mengamankan transaksi keuangan digital setelah revisi kedua UU ITE disahkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News