Ambil Alih Inalum Harga Mati!
Kamis, 17 Maret 2011 – 09:15 WIB
Komisi VI DPR, lanjutnya, akan segera memanggil tim nego usai reses, sekitar Mei 2011, untuk diingatkan agar tidak terpengaruh dengan janji-janji NAA saat proses nego. Jika NAA janji mampu meningkatkan produksi hingga dua kali lipat, dari 250 ribu ton menjadi 500 ribu ton per tahun, "Kita sendiri pun mampu."
Alasannya, produksi bauksit dalam negeri bakal melimpah, menyusul beroperasinya anak perusahaan PT Aneka Tambang(Antam) Tbk, yakni Indonesia Chemical Alumina(ICA), di Tayan, Kalimatan Barat. Bauksit merupakan bahan pembuatan alumina, yang menjadi bahan dasar alumunium. "Alumina kita cukup," ujarnya.
Dikatakan Nasril, mestinya untuk saat ini tidak lagi bicara mengenai proses nego. Yang perlu dibahas sejak sekarang ada bagaimana dan pihak mana saja yang akan dilibatkan dalam pengelolaan Inalum pasca 2013.
"Apakah oleh BUMN, atau dibentuk BUMN baru, bagaimana pola kerjasama dengan pemprov dan pemkab yang ada di sekitar Danau Toba. Kalau masih bicara soal proses nego, buat apa. Pengambilalihan itu harga mati," tegasnya.
JAKARTA -- Sikap Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang merasa sungkan melakukan negosiasi kontrak Inalum di saat Jepang sedang sibuk memikirkan tsunami,
BERITA TERKAIT
- Bank Mandiri dan Lippo Group Berkolaborasi Memperluas Ekosistem Urban Terintegrasi
- Memasuki Dekade Kelima, Indonesia-Korsel Pacu Kerja Sama Ekonomi
- Rasio Kredit Berisiko KB Bank Turun, Kini di Bawah 27 Persen
- PT Timah Optimasi Zircon, Hasilnya Cukup Menjanjikan
- Pertamina NRE Teken Kerja Sama Pengembangan PLTS dan PLTB dengan Masdar
- Rayakan Hari Keanekaragaman Hayati, PT Aplus Pacific Tanam 1.000 Mangrove