Amit-Amit! Konflik Umat Bergama Bikin Sri Lanka Tegang

Amit-Amit! Konflik Umat Bergama Bikin Sri Lanka Tegang
Tentara Sri Lanka mengecek bekas lokasi kerusuhan antara umat Buddha dan Islam di Kota Kandy. Foto: AP

Beberapa hari sebelum kematiannya, si sopir itu bentrok dengan empat warga muslim di Kota Digana, Distrik Kandy. Belum diketahui dengan pasti penyebab bentrokan tersebut.

Sehari setelah pemakaman, sekelompok warga Buddha Sinhala menyerang toko-toko milik umat Islam. Pada hari yang sama, pemerintah langsung memberlakukan jam malam di dua kota di Distrik Kandy serta menempatkan pasukan militer dan satuan khusus kepolisian di wilayah tersebut.

Namun, kemarin pagi ditemukan jenazah remaja muslim di dalam sebuah rumah yang terbakar. Kekhawatiran meluasnya insiden setelah temuan tersebut kian besar.

Terlebih beberapa orang memprovokasi untuk melakukan kekerasan lewat Facebook. Juru Bicara Pemerintah Sri Lanka Dayasiri Jayasekara menegaskan bahwa mereka akan menindak tegas siapa saja yang berupaya menyulut keributan. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

”Kekerasan yang terjadi tampaknya dilakukan secara sistematis dan terorganisasi,” terang Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickramsinghe.

Pemerintah berjanji menindak para pelaku. Beberapa pengamat menuding organisasi Buddha garis keras Bodu Bala Sena (BBS) sebagai dalang di balik insiden tersebut.

Di negara yang berpenduduk 21 juta jiwa itu, sekitar 70–75 persennya adalah umat Buddha Sinhala. Umat Islam hanya 10 persen dan sekitar 13 persen lainnya adalah umat Hindu.

Pengamat masalah Sri Lanka dari International Crisis Group Alan Keenan mengungkapkan bahwa kelompok Buddha radikal menyerang warga muslim secara signifikan dan berkala sejak 2012. Serangan itu terus meningkat mulai April lalu.

Pemerintah Sri Lanka menetapkan status darurat nasional selama sepuluh hari, Selasa (6/3). Penyebabnya, konflik antara umat Buddha dan Islam

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News