Ana Muslim, Karya Seni Alumni 212 Dipentaskan di Australia
Di tengah proses pencucian, ia juga melakukan percakapan dan berinteraksi dengan penonton.
Angga mendatangi kursi penontonnya satu persatu dan memberikan cap dengan lambang bertuliskan 'Anshar' di tangan mereka.
"Saya datang ke sini sebagai pendatang, apakah Anda bersedia menjadi Anshar saya?" tanyanya kepada penonton.
Photo: Karya seni Angga menampilkan adegan mencuci kaos berwarna hitam dengan pemutih (Foto: Project 11 / Mapping Melbourne)
Warga Anshar adalah kelompok masyarakat di kota Madinah yang menerima dan melindungi Nabi Muhammad, saat ia harus meninggalkan kota Makkah setelah mendapat ancaman dari suku pagan Quraisy, yang saat itu menolak konsep bertuhan satu.
Angga juga mengatakan bahwa kedatangannya ke Australia mengikuti peraturan yang berlaku dan ia tidak akan melakukan sesuatu yang melanggar hukum.
"[Penampilan ini], bagian dari ikhtiar saya untuk memperkenalkan kepada dunia, kepada siapa pun, bahwa Islam itu tidak semengerikan yang kita pikir."
"Media hanya menyoroti topik-topik tertentu dan menyebutnya Muslim radikal, padahal sebenarnya yang non-radikal itu lebih banyak."
Angga Wedhaswara, seniman asal Bandung, menampilkan hasil karyanya di Mapping Melbourne 2019, yang awalnya adalah sebuah pernyataan yang diekspresikannya dalam aksi unjuk rasa 212 di Jakarta tahun 2018
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka