Anak – anak Antusias Belajar Koding setelah Melihat Website Facebook Dibongkar

Anak – anak Antusias Belajar Koding setelah Melihat Website Facebook Dibongkar
Co-founder dan CEO Markoding Amanda Simanjuntak saat berada di Jakarta, Kamis (28/3/2019). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Program yang diusung Amanda dinilai inspiratif oleh dewan juri. Markoding yang dibentuk Amanda bersama Rhita Simorangkir mampu menembus final. Dari penjuru dunia, hanya dipilih sepuluh inovasi program sosial berbasis teknologi yang masuk tahap final. ’’Kami dari Indonesia masuk babak final bersama Ruangguru,’’ ujarnya.

Amanda sempat diundang ke New York, AS, untuk menyampaikan presentasi. Sayang, meski mencapai final, program Markoding buatan Amanda tidak mendapat pendanaan. Sebab, program tersebut belum berjalan. Berbeda dengan Ruangguru yang saat itu berhasil memperoleh funding.

Sepulang dari presentasi di AS, perempuan yang hobi main piano itu malah tambah semangat. Dia langsung tancap gas menjalankan Markoding. Amanda memulainya dengan merekrut relawan programer, ditambah menjalin kerja sama dengan sejumlah sekolah untuk rekrutmen siswa.

Markoding pun mulai berjalan pada Juli 2018. Sejumlah relawan programer yang bergabung berasal dari sejumlah start-up seperti Kudo dan Tokopedia. Total ada sepuluh relawan yang bergabung. Pada gelombang pertama, program Markoding mampu menyaring 87 siswa dari target 100 siswa.

Seluruh siswa itu berasal dari empat sekolah di Jakarta Timur, yakni SMK Karya Dharma, SMAN 91, SMKN 58, dan SMAN 9. Amanda menegaskan, yang mengikuti program Markoding adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu alias marginal. Salah satu syaratnya adalah siswa pemegang kartu Jakarta pintar (KJP).

Pembelajaran koding yang cuma-cuma tersebut dilakukan di tiap-tiap sekolah. Memanfaatkan laboratorium komputer yang ada. Pembelajaran koding berlangsung seharian setiap Sabtu. Amanda pun ikut mengajar. ’’Saya keliling, dari satu sekolah ke sekolah lainnya,’’ jelas dia.

Menurut Amanda, anak-anak cukup antusias. Namun, dia tidak memungkiri, ada anak yang putus di tengah jalan. Bagi dia, selama memiliki ketertarikan dengan internet, memiliki logika bagus, serta bisa berbahasa Inggris, mudah untuk belajar koding dan menjadi programer andal.

Pada proses pembelajaran koding tersebut, materi yang diajarkan cukup beragam. Di antaranya adalah web development dan Java Script. Amanda mengatakan, kebanyakan anak-anak mengaku baru pertama merasakan belajar koding.

Amanda Aprilanie Simandjuntak optimistis anak-anak dari keluarga marginal tersebut bisa diajak belajar koding.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News