Anak – anak Antusias Belajar Koding setelah Melihat Website Facebook Dibongkar

Anak – anak Antusias Belajar Koding setelah Melihat Website Facebook Dibongkar
Co-founder dan CEO Markoding Amanda Simanjuntak saat berada di Jakarta, Kamis (28/3/2019). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Amanda menilai, tantangan belajar koding di Indonesia adalah kekurangan guru. Selain itu, kecenderungan guru yang tidak mau belajar. Khususnya terkait hal-hal baru. Di antaranya adalah soal koding.

BACA JUGA: Dorong Revisi UU ASN Dikebut, Honorer K2 Optimistis Diangkat jadi PNS

Menurut dia, sudah waktunya pelajaran koding yang mengasah logika dan berpikir komputasi (computational thinking) anak-anak dimasukkan pembelajaran sehari-hari. ”Berpikir komputasi itu mengajarkan siswa untuk bisa memecahkan permasalahan,” ujarnya.

Dia menegaskan, koding itu berbeda dengan belajar komputer yang pernah diajarkan di sekolah. Ketika masih ada mata pelajaran komputer di sekolah, yang diajarkan ke siswa adalah kemampuan dasar. Contohnya, menggunakan Microsoft Word, Excel, atau membuat bahan presentasi dengan PowerPoint.

”Padahal, programer andal di Indonesia masih langka. Sebenarnya ironis. Di saat masih banyak pengangguran di Indonesia,’’ katanya.

Amanda memiliki misi besar, yakni mengurangi tingkat pengangguran yang sangat tinggi, terutama para lulusan SMK. Dia berharap Markoding bisa semakin luas menjangkau anak-anak.

”Anak-anak yang belajar koding tidak perlu minder karena bukan lulusan akademi atau perguruan tinggi. Sebab, banyak lulusan program komputer perguruan tinggi yang sulit mencari kerja karena tidak menguasai koding,” ujar Amanda.

Salah seorang siswa yang mengikuti pelatihan koding adalah Tiwi. Siswi 18 tahun itu mengaku sudah bisa membuat website. Selain itu, Tiwi mampu membikin kode HTML (hypertext markup language) dan CSS (cascading style sheets).

Amanda Aprilanie Simandjuntak optimistis anak-anak dari keluarga marginal tersebut bisa diajak belajar koding.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News