Anak Buah Megawati Ini Titip Pesan Soal UU Tax Amnesty

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, Profesor Hendrawan Supratikno mengungkap bahwa data empiris di dalam maupun di luar negeri terkait program pengampunan pajak (tax amnesty), cenderung mengecewakan.
Demikian juga halnya dengan Indonesia, menurutnya ini sudah untuk yang ketiga kalinya pemerintah menjalankan program yang sama dan dua sebelumnya gagal.
"Jadi saya perlu mengingatkan, hati-hati dalam menjalankan Undang-Undang Tax Amnesty," kata Hendrawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (28/6).
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, semua aspek di dalam undang-undang ini harus betul-betul diperhitungkan. Pemerintah lanjutnya, harus menjalankannya dengan serius dan keamanannya juga harus dijamin.
Dia menjelaskan, pada tahun 1964 dan 1983, Indonesia pernah menjalankan program pengampunan pajak. Namun, karena kondisi politik yang tidak kondusif, program tersebut tidak berhasil.
"Pada tahun 1983 dilakukan lagi, karena saat itu terjadi pergantian rezim dari official assessment jadi pembayaran pajak yang ditentukan oleh pemerintah menjadi self assessment dan dilaporkan oleh wajib pajak yang bersangkutan. Jadi harus hati-hati," tandas wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Tegah X ini. (fas/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, Profesor Hendrawan Supratikno mengungkap bahwa data empiris di dalam maupun di luar negeri terkait program pengampunan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Beri Bantuan Rp 3 Juta untuk Guru, Honorer Dapat Insentif Langsung ke Rekening
- Tambah Kekuasaan Bukan Memperbaiki Pengawasan, RUU Polri Dinilai Menyimpang
- MBG Terbukti Bangkitkan Perekonomian Lokal, Perbaikan Gizi Anak-Anak Pedalaman Papua
- MBG Terbukti Bangkitkan Perekonomian Lokal, Perbaikan Gizi Anak-Anak Pedalaman Papua
- 30 Jemaah Gagal Berangkat, IAW Desak Pemeriksaan ASN Kemenag Terkait Mahram Haji
- 5 Berita Terpopuler: Persaingan PPPK Tahap 2 Ketat, Ketua Forum Honorer Menolak Tegas, Maksudnya Apa?