Anak Diktator Legendaris Filipina Tak Terbendung di Pilpres, Sejarah Terulang
"Fakta bisa lebih aneh dari fiksi. Atau, lebih tepatnya, fiksi bisa dikemas ulang menjadi fakta," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan melanjutkan pertarungan lebih intens dan menunggu waktunya kami bebas dari mimpi buruk yang kini bangkit lagi."
Temario Riviera, mantan profesor ilmu politik di Universitas Filipina, mengatakan bahwa kemenangan Marcos mewakili "konsentrasi kekuatan politik dinasti terburuk dalam sejarah politik negara itu."
"Tetapi kampanye [Wakil Presiden Leni] Robredo juga telah melahirkan kekuatan oposisi yang dapat menantang impunitas rezim yang berkuasa, jika dipimpin secara memadai oleh para pemimpin progresif yang dapat menginspirasi dan bergerak bersama rakyat."
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari ABC News.
Penghitungan tidak resmi menunjukkan bahwa Marcos, yang dikenal sebagai Bongbong, unggul jauh dari lawan-lawannya
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka