Anak Driver Ojol Tersandung Aturan PPDB Jakarta, Berharap Ada Keajaiban dari Anies Baswedan

Anak Driver Ojol Tersandung Aturan PPDB Jakarta, Berharap Ada Keajaiban dari Anies Baswedan
Nurhasanah dan keluarganya. Firlana Nuruzzahra yang gagal masuk SMP jalur afirmasi karena usia muda (tidak berjilbab). Foto : dok pribadi untuk JPNN

Baik Nurhasanah maupun putrinya berharap bisa masuk SMP negeri. Jika gagal di jalur zonasi juga, Nana, sapaan akrab Nurhasanah, mengaku tidak tahu lagi harus cari sekolah di mana untuk anaknya.

"Saya pengin sekali anak-anak sekolah tinggi biar hidupnya lebih sejahtera. Jangan kayak orang tuanya, yang hidup pas-pasan. Kalau enggak narik, gimana bisa makan sementara saya cuma ibu rumah tangga. Kalau sekolah negeri kan enggak bayar SPP," tuturnya.

Dia lantas membandingkan penerimaan PPDB 2019 yang masih melihat nilai. Saat anaknya yang pertama masuk SMKN, lulus lewat jalur afirmasi. Meski usianya muda tetapi karena patokannya nilai bisa lulus.

"Alhamdulilah meski kami orang enggak punya tetapi dikaruniai anak-anak yang pintar. Setiap masukin anak ke sekolah negeri alhamdulillah selalu lulus. Baru kali ini enggak masuk. Bukan karena nilainya jelek tetapi terlalu muda usianya," paparnya.

Sama seperti orang tua murid yang lain, Nana berharap Gubernur Anies Baswedan mengubah sistem PPDB 2020 dengan menambah kuota afirmasi.

"Semoga ada perubahan agar anak saya bisa masuk sekolah negeri. Saya pasrahkan semuanya kepada Allah SWT semoga ada jalan keluarnya," tandasnya. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Anak seorang driver ojek online alias ojol tidak bisa mendaftar ke sekolah negeri karena masalah aturan PPDB Jakarta dan berharap ada perubahan aturan dari Anies Baswedan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News