Anak-Istri Nur Iman 'Hilang' Setelah Dapat Amplop dari Polisi
Senin, 16 Mei 2011 – 09:23 WIB
Sementara itu, Mujinem, 60, bibi Nur, meminta polisi menjelaskan kepada keluarga mengapa keponakannya tertembak saat penggerebekan teroris. Qomariah, 46, kakak kandung Nur, mengaku kecewa terhadap pihak kepolisian. Janji polisi kepada keluarga untuk melihat wajah Nur sebelum prosesi pemakaman tidak terwujud.
"Waktu di Polres Klaten, saya sempat minta perjanjian agar dapat melihat wajah adik saya sebelum dimakamkan. Tapi, saat tiba di sini, jenazah hanya disemayamkan di masjid kampung dan tidak diizinkan untuk dibawa ke rumah. Saya dan keluarga tidak bisa lihat wajah Nur seperti apa," kata Qomariah.
"Perjanjiannya, kalau tiba sebelum pukul 9 malam (Sabtu, 14/5), jenazah langsung dimakamkan. Tapi kalau lewat pukul 9 malam, diinapkan dulu, baru Minggu pagi dimakamkan. Tapi, pukul 8 malam sudah datang, disemayamkan di masjid kampung sebentar, terus langsung dimakamkan," jelas Qomariah.
Pihak keluarga Nur juga sedang berupaya mengurus santunan dari pihak kepolisian yang akan diberikan kepada keluarga Nur. (oh/fer/nan/jpnn/c2/iro)
KEBERADAAN keluarga Nur Iman, penjual hik (makanan khas Solo) yang tewas dalam baku tembak antara Densus 88 dan dua terduga teroris di Desa Sanggrahan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Hendak Tawuran, Lima Remaja di Senen Ditangkap Polres Metro Jakarta Pusat
- Maruarar Sirait dan Sejumlah Tokoh Aktivis Menginisiasi Pemberian Penghargaan Kepada Akbar Tandjung
- Wali Kota Solok: Semoga Bantuan Ini Bisa Menjadi Pelipur Lara Penyintas Bencana di Agam
- Benny Wullur Tantang Adu Tinju Bukan Karena Nebeng Tenar Nama Hotman Paris
- Gebu Minang Kirim Bantuan 9.000 Paket Sembako untuk Korban Bencana Sumbar
- Guru Besar Hukum Desak MA Beri Perhatian Khusus Perkara Sengketa Tanah