Anak Presiden Ikut Pemilihan Wali Kota Picu Polemik Soal Dinasti di Indonesia

Anak Presiden Ikut Pemilihan Wali Kota Picu Polemik Soal Dinasti di Indonesia
Presiden Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (08/12/2019). (Antara: Hanni Sofia.)

Dibandingkan Pilkada 2015 ketika ada 52 kandidat 'dinasti', tahun ini ada 146, menurut penelitian Yoes Kenawas, kandidat PhD bidang ilmu politik di Northwestern University di Illinois.

Di antara mereka bukan hanya putra Presiden Jokowi, tetapi juga menantu laki-lakinya, serta putri wakil presiden, dan keponakan menteri pertahanan.

Di satu daerah pemilihan di pinggiran ibu kota Jakarta, tiga calon adalah bagian dari dinasti.

"Demokrasi hanya memfasilitasi segelintir orang untuk mengakses kekuasaan," kata Titi Anggraini dari lembaga pengawas pemilu, Perludem, yang mengeluhkan tren tersebut.

Politik Indonesia telah lama didominasi oleh elit-elit Jawa, yang merupakan pulau terpadat di dunia, dan rumah bagi ibu kota negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Namun di kampung halaman presiden di Solo, Jawa Tengah, sekitar 500 kilometer dari Jakarta, pencalonan Gibran telah menimbulkan kontroversi tersendiri.

Anak Presiden Ikut Pemilihan Wali Kota Picu Polemik Soal Dinasti di Indonesia Photo: Presiden Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (08/12/2019). (Supplied: ANTARA News/Hanni Sofia.)

 

'Kotak Kosong'

Halim HD, seorang aktivis berusia 69 tahun, telah lama menjadi duri dalam daging bagi para politisi yang punya koneksi.

Maju dalam kontestasi Pilkada melawan saingan yang tidak jelas, anak dari Presiden Indonesia Joko Widodo diprediksi meraih kemenangan sebagai wali kota Solo bulan depan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News