Analisis Qodari Soal Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi

Sebab, Gatot semasa menjadi Panglima TNI kerap melontarkan serangan politik yang terkesan mengganggu partai asal Jokowi yaitu PDIP.
"Ada semacam trauma Pak Jokowi dengan Pak Gatot yang melontarkan serangan politik komunis dan seterusnya, padahal Pak Jokowi dari PDIP. Kita tahu kalau diserang pakai isu komunis, arahnya ke PDIP," tutur Qodari.
Selain dua variabel tadi, kata dia, ada semacam syarat tak tertulis semanjak era Orde Baru ketika Presiden RI hendak menunjuk jenderal menjadi Panglima TNI.
Di era tersebut muncul formula penunjukan Panglima TNI tidak boleh memenuhi tiga variabel utama yaitu berasal dari AD, Islam, dan Jawa.
Menurut Qodari, ketika Panglima TNI memenuhi tiga variabel akan menyulitkan Presiden RI. Qodari mencontohkan era kepemimpinan militer Indonesia di bawah Gatot yang sering berbenturan dengan pemerintah.
"Seharusnya, kan, Panglima TNI menjaga stabilitas, tetapi justru menjadi instabilitas. Saya kira trauma politk semacam itu mengubah konstelasi siapa yang akan menjadi Panglima TNI ke depan," ungkap dia.(ast/jpnn)
Begini analisis Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari tentang sosok calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. Simak penjelasannya.
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan
- Luncurkan Gemas, Eks Panglima TNI Laksamana Yudo & Pembina FORMAS Hashim Serahkan Bantuan Kepada Anak Sekolah
- Menteri BUMN Tunjuk KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono jadi Komut PTDI
- Jelang Pengumuman Cakada, Airin dan Andika Hadir di Kantor PDIP
- TNI AU Datangkan Drone dari Turki Untuk Perkuat Pertahanan Udara Indonesia
- Marsekal Tonny Pastikan Seluruh Pesawat yang Melintas Terpantau Radar
- Temui Prabowo, KSAU Ingin Pertahanan Udara Diperkuat