Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Bukan Ramalan, Terkait dengan Struktur Otak Klien
Rabu, 21 Juli 2010 – 11:12 WIB
Berdasar pola sidik jari itu, dia berusaha mengembangkan riset yang dikaitkan dengan minat dan pola kecerdasan di Indonesia. Dalam khazanah psikologi, analisis sidik jari digolongkan sebagai metode biometri "lawan metode psikometri. Psikometri mendasarkan analisis pada aspek psikologis yang lazim dijumpai dalam tes untuk masuk kerja. Sedangkan biometri menggunakan analisis biologis.
Benny mengatakan, analisis sidik jari berbeda dengan ramalan. Analisis itu menggunakan dermatoglyphics atau ilmu yang mempelajari anatomi genetika pada pola sidik jari. Penelitian tersebut sudah ada lebih dari 200 tahun lalu dan dikembangkan di Tiongkok. Dermatoglyphics merupakan cabang dari biologi yang mencakup genetika atau anatomi. "Itu berbeda dengan palmistry atau ramalan," ucap Benny.
Mulanya, Benny dan timnya kesulitan untuk menjelaskan perbedaan analisis sidik jari dengan ramalan kepada masyarakat. "Apalagi, sejak dulu kita mengenal ramalan dengan garis tangan. Padahal, analisis sidik jari berbeda," terang dia.
Pola sidik jari diduga terkait langsung dengan sistem kerja otak. "Itu terkait dengan pengolahan informasi pada tiga bagian otak. Yakni, batang otak, sistem limbic, dan cerebral cortex," jelas Benny.
Analisis sidik jari kini tak hanya digunakan untuk kepentingan presensi, penanda identitas, atau identifikasi pelaku kriminal. Gambar sidik jari
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor