Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Bukan Ramalan, Terkait dengan Struktur Otak Klien
Rabu, 21 Juli 2010 – 11:12 WIB
Meski demikian, analisis sidik jari juga bisa dipraktikkan untuk orang dewasa. Sebab, papar Ifa, walaupun ada pengaruh lingkungan, faktor genetis tetap berpengaruh dalam analisis tersebut. "Analisis itu juga bisa digunakan untuk mengetahui gaya bekerja seseorang. Dengan begitu, perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mengetahui gaya bekerja karyawan," ujar ibu satu anak tersebut.
Menurut Ifa, analisis sidik jari berbeda dengan tes kecerdasan. Sebab, metode itu tidak bertujuan menilai kepintaran seseorang, melainkan mengetahui minat, bakat, dan pola kecerdasan.
Lantas, bagaimana sidik jari bisa digunakan untuk mengetahui itu semua" Pendiri Psikobiometric Research Andrian Benny Hidayat menjelaskan, perbedaan area struktur otak mengakibatkan ketidaksamaan dominasi fungsi atau cara kerja organ paling penting tersebut. Itulah yang membuat setiap orang memiliki perbedaan inteligensi. Nah, cara kerja otak tersebut tecermin dalam sidik jari setiap orang.
Benny menjelaskan, pola garis sidik jari dibentuk sejak janin berusia 13?19 minggu dalam kandungan. Setelah bayi lahir, pola sidik jari tidak akan berubah. "Kalaupun luka, sidik jari kembali seperti semula. Sidik jari hanya bisa hilang jika dibakar," papar Benny.
Analisis sidik jari kini tak hanya digunakan untuk kepentingan presensi, penanda identitas, atau identifikasi pelaku kriminal. Gambar sidik jari
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor