Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian

Bukan Ramalan, Terkait dengan Struktur Otak Klien

Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Andrian Benny Hidayat dan Ifa H Misbach tengah menunjukkan hasil analisa sidik jari FOTO: SOFYAN HENDRA/JAWA POS
   

Meski demikian, analisis sidik jari juga bisa dipraktikkan untuk orang dewasa. Sebab, papar Ifa, walaupun ada pengaruh lingkungan, faktor genetis tetap berpengaruh dalam analisis tersebut. "Analisis itu juga bisa digunakan untuk mengetahui gaya bekerja seseorang. Dengan begitu, perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mengetahui gaya bekerja karyawan," ujar ibu satu anak tersebut.

   

Menurut Ifa, analisis sidik jari berbeda dengan tes kecerdasan. Sebab, metode itu tidak bertujuan menilai kepintaran seseorang, melainkan mengetahui minat, bakat, dan pola kecerdasan.

   

Lantas, bagaimana sidik jari bisa digunakan untuk mengetahui itu semua" Pendiri Psikobiometric Research Andrian Benny Hidayat menjelaskan, perbedaan area struktur otak mengakibatkan ketidaksamaan dominasi fungsi atau cara kerja organ paling penting tersebut. Itulah yang membuat setiap orang memiliki perbedaan inteligensi. Nah, cara kerja otak tersebut tecermin dalam sidik jari setiap orang.

   

Benny menjelaskan, pola garis sidik jari dibentuk sejak janin berusia 13?19 minggu dalam kandungan. Setelah bayi lahir, pola sidik jari tidak akan berubah. "Kalaupun luka, sidik jari kembali seperti semula. Sidik jari hanya bisa hilang jika dibakar," papar Benny.

Analisis sidik jari kini tak hanya digunakan untuk kepentingan presensi, penanda identitas, atau identifikasi pelaku kriminal. Gambar sidik jari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News