Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Bukan Ramalan, Terkait dengan Struktur Otak Klien
Rabu, 21 Juli 2010 – 11:12 WIB
Ifa tidak meramal. Dosen psikologi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Bandung, itu mendemonstrasikan analisis sidik jari (fingerprint analysis) kepada Jawa Pos. Sebelumnya, sepuluh sidik jari klien diambil dengan sebuah alat khusus. Alat tersebut disambungkan ke komputer yang telah ditanami peranti lunak karya tim Psikobiometric Research Bandung, lembaga tempat Ifa bernaung.
Hanya dibutuhkan beberapa menit untuk mengetahui data singkat tentang gaya belajar, multiple intelligence, hingga profil kepribadian. Dalam analisis normal, setidaknya ada 35 jenis informasi yang bisa didapat dari analisis sidik jari.
Ifa menjelaskan, analisis sidik jari memang cocok untuk anak-anak yang belum begitu terpengaruh oleh lingkungan. Dengan mengetahui potensi kecerdasan dan bakat itu, orang tua atau guru secara mudah mengarahkan anak dalam proses belajar.
Ifa mencontohkan, tak semua anak bisa menangkap pelajaran dengan mendengarkan penjelasan guru. Ada anak yang hanya bisa menangkap materi lewat penjelasan dengan tulisan. Ada pula anak yang harus mendapatkan contoh praktik dulu, kemudian baru bisa memahami pelajaran. "Nah, itu semua bisa terlihat dari analisis sidik jari tersebut," kata kepala Biro Psikologi Melinda Hospital, Bandung, tersebut.
Analisis sidik jari kini tak hanya digunakan untuk kepentingan presensi, penanda identitas, atau identifikasi pelaku kriminal. Gambar sidik jari
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor