Analisis Tajam Bang Reza soal Aksi MRI Membunuh Remaja dan Seorang Janda Muda

Analisis Tajam Bang Reza soal Aksi MRI Membunuh Remaja dan Seorang Janda Muda
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel saat menjadi narasumber Podcast JPNN.com. Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti kasus pembunuhan yang dilakukan tersangka MRI (21) terhadap Diska Putri (17), dan seorang janda muda berinisial EL (23), di Bogor, Jawa Barat.

Bang Reza lebih menyoroti tentang fakta bahwa hasil tes urine MRI dinyatakan positif narkoba.

"Pelaku pakai methamphetamine, ya. 'Wajar'-lah kalau perilakunya menjadi sangat agresif. Lima puluh kali lebih dahsyat daripada kokain," ucap Bang Reza kepada JPNN.com, Sabtu (13/3).

Reza mengatakan di samping memunculkan perasaan gembira (euforia) meluap-luap, meth juga merusak kimia dan fungsi otak. Bahkan bisa sampai memunculkan sifat paranoid yang ekstrem, serta perilaku mirip skizofrenia.

Selain itu, katanya, meth merupakan satu-satunya obat yang memiliki hubungan sangat kuat dengan aksi pembunuhan.

"Pecandu meth punya risiko membunuh sembilan kali lebih tinggi daripada bukan pemakai," sebut peraih gelar MCrim (Forpsych, master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne, Australia itu.

Hal itu menurutnya menjadi problematik lantaran membunuh dan mengonsumsi narkoba sama-sama tindakan yang tidak baik. Jika digabung, pembunuh sekaligus pecandu memunculkan sosok penjahat jelek sempurna.

"Namun karena meth merusak otak, maka boleh jadi pembunuh tidak punya intensi dan kesadaran untuk membunuh," sambung pakar yang menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sampaikan analisis tajam terkait sosok MRI yang membunuh 2 wanita muda di Bogor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News