Andi Akmal Berharap Bekatul Jadi Program Resmi Pemerintah

Andi Akmal Berharap Bekatul Jadi Program Resmi Pemerintah
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin berharap larangan ekspor gandum India tidak mempengaruhi Indonesia, khusus pelaku IKM makanan. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota  Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin memperhatikan berbagai penyakit yang terus tumbuh dan berkembang diakibatkan daya tahan tubuh manusia yang rentan sehingga tidak sanggup menghadapi perubahan cuaca dan situasi lingkungan yang berubah.

Dia meminta pemerintah mengarahkan rakyatnya untuk kembali melakukan pola makan yang mampu mengembalikan kekuatan tubuh manusia menghadapi penyakit secara alami.

"Saya meyakini berbagai penyakit, sumber terbesarnya adalah dari pangan yang dikonsumsi," kata Andi Akmal dalam keterangan tertulis pada Jumat (4/11).

Politikus PKS ini mencontohkan ketika terjadi pergeseran selera makan, penduduk Indonesia yang mengonsumsi beras yang tadinya ditumbuk kemudian beralih menjadi digiling.

Menurut Akmal, beras yang digiling memang tampak indah karena berwarna putih bersih.

Namun, dampak yang terjadi ada berbagai kandungan zat yang sangat dibutuhkan tubuh manusia hilang seperti protein, vitamin B, mineral dan lebih dari 100 jenis bioaktif hilang.

“Kandungan zat yang sangat dibutuhkan manusia, tetapi hilang ketika proses menjadi beras ini ada di rice bran atau bekatul. Posisi rice bran berada di antara kulit luar dan beras (endosperm) yang biasa kita makan,” kata Akmal.

Akmal mengatakan zaman kita mengonsumsi beras tumbuk yang masih berwarna kecokelatan, rice bran/bekatulnya masih menyatu dengan beras.

Akmal meminta pemerintah agar bekatul menjadi program resmi sehingga masyarakat mudah mengonsumsi dengan ketersediaan yang mudah diakses.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News