Andreea Rusu, Warga Rumania yang Getol Kenalkan Budaya Indonesia

Cari Utang untuk Datangkan Seniman Batak

Andreea Rusu, Warga Rumania yang Getol Kenalkan Budaya Indonesia
DUTA BUDAYA: Andreea Rusu (kanan) saat menceritakan lembaga yang didirikannya kepada Taufik Kurniawan di Terminal VIP Bandara Internasional Henri Coanda, Bucharest. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

Saat itu ada anggapan bahwa menggaji orang Rumania dan negara-negara komunis yang tengah dilanda krisis lebih menguntungkan daripada mendatangkan mereka yang berasal dari Eropa Barat. Sebab, tenaga kerja dari negara yang sedang krisis itu bisa digaji lebih rendah daripada tenaga kerja dari Eropa Barat. Padahal dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda.

”Saya datang ke Indonesia kali pertama pada 2001. Saat itu perusahaan ayah mendatangkan keluarga saya,” kenang Andreea. Meski hanya sejenak di Jakarta, Andreea langsung jatuh hati pada budaya dan alam Indonesia.

Sepulang mengunjungi ayahnya, Andreea mencari banyak informasi tentang Indonesia. Mampirlah dia ke KBRI Rumania-Republik Moldova. Dia begitu excited menceritakan pengalamannya berkunjung ke Jakarta kepada orang-orang di KBRI.

Dari staf di KBRI, Andreea makin sering menggali informasi tentang Indonesia, mulai budaya sampai bahasanya. Ketertarikan Andreea dengan Indonesia itulah yang membuat KBRI menawarinya mendaftar beasiswa Darmasiswa.

Singkat kata, Andreea dinyatakan lolos seleksi beasiswa. ”Bayangkan, saya bukan anak dari keluarga mampu. Tapi, saya bisa mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri, ke negara yang saya ingin datangi,” ungkapnya.

Pada 2003 terbanglah Andreea untuk kali kedua ke Indonesia. Dia mendapat beasiswa belajar bahasa Indonesia program satu tahun di Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali. Meskipun hanya satu tahun, Andreea begitu menikmati belajar tentang Indonesia. Segala kegiatan kampus diikutinya. Termasuk sebuah program sosialisasi di fakultas sastra yang sempat diadakan di Pasar Klewer, Solo. ”Di Pasar Klewer saya belajar tawar-menawar barang,” ujarnya.

Andreea juga aktif di kegiatan kemahasiswaan seperti belajar gamelan. Sampai sekarang dia mengaku masih bisa menggamel gending Jawa. ”Saya juga bisa menari Bali dan bikin sesaji untuk sembahyangan di pura loh,” ucapnya.

Meski dari beasiswa itu hanya mendapatkan biaya hidup 70 dolar AS per bulan, Andreea bisa menikmatinya. Agar uang bulanan tersebut cukup, Andreea memilih sharing kamar dengan teman kos. ”Yang tak biasa saya lakukan di Rumania saya kerjakan di Bali. Misalnya mandi dengan gayung, makan nasi bungkus, dan minum teh botol,” kelakarnya.

Pengalaman mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia membekas di hati Andreea Rusu. Ikatan emosional yang begitu kuat mendorongnya melakukan ”balas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News