Anggota MPR Viva Yoga: Masalah DPT Sudah Ada Sejak Pemilu 1999

Menurut dia, pemilu merupakan kedaulatan rakyat. Dia menegaskan, negara harus menjamin hak rakyat dalam memberikan pilihan. "Maka itu pentingnya DPT," katanya.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk peningkatan partisipasi politik rakyat. Berdasar teori, ujar dia, kalau partisipasi naik pasti akan terjadi peningkatan legitimasi politik baik lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif.
Dia menambahkan, partisipasi pemilih dalam pemilu mengalami fluktuasi. Pada Pemilu 1999, partisipasi 92 persen, Pemilu 2004 sebesar 84 persen, 2009 turun lagi menjadi 70 persen, 2014 menjadi 75 persen.
Viva berharap untuk pemilu serentak ada peningkatan partisipasi politik rakyat dengan mencoblos. "Maka DPT menjadi basis data yang penting dalam ukuran-ukuran untuk peningkatan partisipasi rakyat," katanya.
Selain itu, ujar dia, kritik terhadap DPT selain untuk peningkatan demokrasi elektoral, juga sebagai proses mencocokkan dan penelitian yang bukan hanya dilakukan oleh lembaga penyelenggara pemilu tetapi partai politik, terutama caleg.
"Caleh itu setiap haritidurnya di atas data, bukan beralaskan koran, bukan yang lain namun beralaskan data semuanya," katanya.
Artinya, ujar dia, proses kompetisi berbasis data DPT itu tengah terjadi di lapangan. "Ini tingkat kompetisi yang paling keras," ungkapnya. (Boy/jpnn)
Pada Pemilu 2014 lalu, PDI Perjuangan yang kala itu masih menjadi oposisi juga mempersoalkan DPT.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Wamen Viva Yoga Ajak Gen Z Berkreasi, Berinovasi & Berkiprah di Kawasan Transmigrasi
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN