Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter

Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong

Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Ani Ema Susanti (dua dari kanan) bersama sineas Nia Dinata (dua dari kanan) usai menghadiri festival film Berlinale 2009 di Jerman. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos
 

Tetapi, di balik "kemakmuran" tersebut, Ani menyaksikan sederet kenyataan pahit dari kehidupan para buruh migran yang mengais penghidupan di negeri orang tersebut. Banyak keluarga TKW yang tidak terurus, bahkan kacau-balau, setelah ditinggal bekerja di luar negeri bertahun-tahun.

"Banyak juga yang pulang dari luar negeri malah cerai. Ada juga yang keluarganya telantar. Belum lagi yang dapat siksaan fisik dari majikan dan pulang dengan kondisi cacat atau sakit parah," urainya.

 

Ketika Ani duduk di bangku SD, guru-gurunya rajin mengingatkan agar tidak mengikuti jejak warga yang menjadi TKW. Hingga SMA, nasihat gurunya tersebut terus terngiang dalam ingatan. Apalagi, Ani bersekolah di SMA favorit di Jombang. Meski keluarganya miskin, dia ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.

  

Perempuan kelahiran 6 Agustus 1983 itu ingin meraih gelar sarjana dan menjadi guru seperti adik ibunya. Dia melihat kehidupan pamannya jauh lebih layak bila dibandingkan dengan orang tuanya yang hanya buruh tani.

Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News