Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong
Jumat, 01 Juni 2012 – 00:01 WIB
"Kalau ibu kerja dari pagi sampai siang hanya dapat Rp 2.000. Waktu puasa ibu sampai nyuruh saya ikut jualan beras agar bisa membeli ikan asin untuk buka," jelasnya.
Kendati demikian, keinginan Ani untuk meneruskan kuliah didukung penuh orang tuanya. Mereka berjanji akan berusaha membiayai kuliah Ani. Namun, usaha dan kerja keras Ani, tampaknya, belum membuahkan hasil. Dia gagal menembus ujian masuk perguruan tinggi negeri. Anak pertama di antara dua bersaudara itu juga tidak lolos seleksi masuk di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Karena tidak mungkin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS), Ani akhirnya memutuskan untuk bekerja. Dia berharap bisa mengumpulkan uang untuk kuliah. Namun, Ani hanya mampu mendapatkan pekerjaan dengan gaji tidak seberapa.
Dia pernah bekerja di pabrik snack bagian pengemasan. Baru beberapa bulan bekerja, dia keluar karena pabriknya didemo. Hal tersebut kembali berulang saat dia bekerja di pabrik kayu.
Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri