Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong
Jumat, 01 Juni 2012 – 00:01 WIB
Sejak saat itu Ani kerap mengirimkan tulisannya ke berbagai perlombaan menulis fiksi dan penerbit. Dia juga membukukan pengalamannya menjadi TKW di Hongkong dalam bukunya yang berjudul Once Upon Time in Hongkong. Namun, Ani kurang beruntung dalam hal itu. Tidak ada satu pun karyanya yang mampu menembus redaksi penerbit maupun memenangi lomba.
Tapi, dia tidak patah semangat. Dia terus berkreasi. Pada semester tujuh, Ani secara tidak sengaja melihat iklan kompetisi film dokumenter amatir Eagle Awards yang diadakan Metro TV. Ani kembali mencoba peruntungan di dunia tulis-menulis dengan membuat proposal film.
Semula Ani malu dengan statusnya yang mantan TKW. Namun, profesi itulah yang justru menginspirasi keikutsertaannya dalam ajang kompetisi film dokumenter tersebut.
"Sebelum itu saya benar-benar berusaha menutup rapat-rapat latar belakang saya yang mantan TKW di Hongkong. Tapi, dari ajang Eagle Awards itu saya malah terpikir untuk mengambil kehidupan TKW sebagai subjek film," ujarnya.
Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor