Ani Yudhoyono Apresiasi Buku Karya Istri Amir Syamsuddin

jpnn.com - JAKARTA – Mantan ibu negara Ani Yudhoyono hadir dalam acara peluncuran buku Voicing the Voiceless karya Evy Amir Syamsuddin di Teater Kecil, TIM, Jakarta, Rabu (6/5). Evy merupakan istri mantan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.
Ani mengapresiasi buku Voicing the Voiceless yang dibuat Evy. Lewat buku itu, Evy berupaya mengubah pandangan masyarakat tentang penjara dengan melihat nilai-nilai kemanusiaan di balik jeruji besi.
"Saya pikir ini luar biasa. Ini merupakan sebuah komitmen yang luar biasa bagi Ibu Evy sejak bapak (Amir Syamsuddin) sebagai Menkumham dan bahkan setelah selesai. Ini luar biasa. Ini juga memberikan kesempatan luar biasa bagi para narapidana yang ada di dalam," kata Ani di Teater Kecil, TIM, Jakarta, Rabu (6/5).
Susilo Banbang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono. Foto: Abror Rizki
Evy mendirikan Second Chance Foundation yang memiliki misi membantu lembaga permasyarakat meningkatkan kualitas produksi dan memasarkan hasil karya warga binaan lapas di seluruh Indonesia.
Saat disinggung apakah akan terlibat dalam Second Chance Foundation, Ani mengaku belum memikirkannya. "Masih belum saya pikirkan, tapi mungkin saja," imbuh Ani.
Saat menghadiri acara peluncuran buku Voicing the Voiceless karya Evy, Ani terlihat mengenakan tenun Rang-Rang dari Nusa Penida. "Ini yang kita sebut dengan Tenun Rang-Rang dari Nusa Penida, sebuah pulau kecil yang ada di Selatan Bali," tegas Ani. (gil/jpnn)
JAKARTA – Mantan ibu negara Ani Yudhoyono hadir dalam acara peluncuran buku Voicing the Voiceless karya Evy Amir Syamsuddin di Teater Kecil,
- Cerita Mudir BPKH Limited Sukses Menghadirkan Nasi Kotak Khas Indonesia untuk Jemaah Haji
- Polisi Amankan Pedemo Perusak Mobil Polisi saat May Day di Bandung
- Hardiknas 2025, Untar Gelar Untarian Awards untuk Dosen hingga Mahasiswa Berprestasi
- Sopir Travel Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu Ditetapkan Jadi Tersangka
- Komisi Kejaksaan Tegaskan Produk Jurnalistik Tidak Bisa Dijadikan Delik Hukum
- Prabowo Sebut Orang Indonesia Harus Tinggalkan Mental 'Kumaha Engke'