Anies Capres Paling Siap Hadapi Tantangan Internasional

Anies Capres Paling Siap Hadapi Tantangan Internasional
Capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Haji Anwar bin Ibrahim. Foto: dok pribadi for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pemimpin Indonesia ke depan harus tangguh dan proaktif menjawab berbagai tantangan Internasional. Figur ini dinilai dimiliki calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan.

"Anies ini terlambat jadi presiden, walau sesungguhnya tidak ada kata terlambat," kata pengamat politik internasional, Teguh Santosa, dalam acara peluncuran buku "Anies Baswedan The Rising Star" karya Samsul Muarif di Markas Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin), Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1).

Teguh berandai-andai, jika Anies menjadi Presiden RI pada 2019 lalu, mungkin Ukraina tak akan diserang Rusia atau yang menyatukan Iran dan Arab Saudi mungkin bukan China, tetapi Indonesia.

"Kalau sekarang Indonesia jadi pemimpin G-20 atau ASEAN itu hanya giliran. Baru hebat misalnya kalau pertemuan dialog Kim Jong-un dan Donald Trump terjadi di Indonesia," jelasnya.

Jurnalis senior ini membeberkan, kualifikasi pemimpin yang dibutuhkan masyarakat dunia saat ini adalah sosok yang bisa menjadi pemain tengah. Anies dinilainya masuk kriteria itu lantaran masuk dalam daftar 100 intelektual publik dunia.

"Orang hanya bisa jadi pemain tengah kalau dia punya nilai sehingga dia tidak bisa ditarik ke atas, tidak bisa ditarik ke bawah," tegas Teguh yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).

Dosen Hubungan Luar Negeri Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini menambahkan, dengan situasi seperti sekarang ini, Presiden Indonesia ke depan tidak boleh sembarangan.

"Orang seperti apa yang dibutuhkan dunia untuk bisa bermain di situasi seperti itu, ya bukan orang yang kaleng-kaleng," cetus Teguh. "Tapi orang yang punya karakter, orang yang punya rekam jejak, orang yang punya rekam karya, orang yang mendapat pengakuan, karena itulah yang dibutuhkan."

Teguh berandai-andai, jika saja Anies menjadi Presiden RI pada 2019 lalu, Ukraina mungkin tak akan diserang Rusia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News